Hanya jauhari mengenal manikam

Malam tadi, aku mendapat berita, seorang kenalan meninggal dunia.

Innalillahiwainnailaihiraaaaaji'unnnn..

Dari Allah kita datang, kepadaNYA kita kembali.

arwah meninggal kerana serangan sakit jantung. Umur sebaya denganku. Semoga rohnya berada di kalangan orang2 yang beriman. Al-fatihah.

AKu termenung. Memikirkan tentang diri. Takut. Sapa tak takut mati. Semua orang takut. Kalau hantu pon kita takut, apatah lagi MATI. kalau hantu boleh la kita lari sekuat hati, baca ayat itu ayat ini untuk menghindari diri. Tapi kalau MATI..nak lari mana?nak baca doa apa supaya malaikat tak cabut nyawa?habaq mai sini..

Oleh itu..terima lah hakikat. Setiap yang bernyawa pasti akan MATI.

dan apa persediaan kita utk mengadap Illahi?

bila di telek diri ini, banyak sungguh kekurangan diri. Bila mengangkat takbir Allahuakbar, rasa sebak menguasai diri. Sungguh hina rasanya diri ini disisiNYA.

Apakan tidak. Sentiasa mengharapkan rezeki yang banyak, harapkan kesihatan yang baik, pekerjaan yang bagus..Dan waktu itu...waktu susah itu...tak lekang dari tikar sejadah. Sembahyang malam cukup mudah.Bangun pon senang. Kerana?waktu itu waktu diri susah. Nak minta pada siapa lagi kalau bukan pada Allah? Orang mana nak tolong waktu kita susah?Payah nak cari..Sebab tu ringan tulang kita terbongkok2 rukuk dan sujud mohon pertolonganNYA.

tapi bagaimana jadinya bila segala doa sudah dimakbulkan?Apakah rajin diri ini bangun sepertiga malam mengerjakan tahajjud?mengerjakan solat hajat?Atau bila jam berbunyi..bila azan Subuh berkumandang, makin erat selimut ditarik?makin kuat dengkuran berbunyi?

Inilah persoalan yang menghantui diriku.Tidak kumengatakan pada orang lain, melainkan pada diri sendiri. Hanya jauhari yang mengenal manikam.Hanya kita yang mengenal diri kita sendiri.